WARTA MALUT NEWS — Kelangkaan minyak tanah subsidi kembali terjadi di Subaim, Kecamatan Wasile, Kabupaten Halmahera Timur.
Amatan wartamalutnews.com sejak pagi kemarin hingga sore tadi nampak kerumunan warga di pangkalan minyak tanah di desa Mekar Sari, Kecamatan Wasile.
Hingga Jumat 23 Agustus pagi tadi, tampak antrean panjang warga yang hendak membeli minyak tanah harus rela antre berjam-jam agar bisa mendapatkan jatah kebutuhan dapur tersebut.
“Jatah warga saat terjadi kelangkaan minyak tanah, warga hanya bisa diberikan jatah 10 liter per KK..kalo keadaan normal jatah warga per KK 25 liter,” ungkap Sutrisman Jumat (23/8/2024).
Lebih lanjut Sutrisman bilang sejak dibukanya pangkalan minyak tanah satu tahun lalu hingga kini pasokan jatah stok minyak tanah yang disuplai pihak Pertamina Tobelo hanya 5000 liter untuk melayani warga 3 kompleks di Subaim Trans, yakni SP1, SP2 dan SP3.
“ini pada bulan Juli dan Agustus hanya disuplai masing-masing 5000 liter itu dari Pertamina dan apms Haji Majid,” katanya.
Dia mengklaim bahwa dirinya telah mengajukan penambahan stok minyak tanah sesuai kebutuhan warga setempat, namun sampai sekarang pihak Pertamina Tobelo belum merealisasikan tambahan stok minyak tanah tersebut.
Lanjutnya, stok Mita yang disuplai Pertamina pihaknya hanya melayani warga selama 2 hari penjualan.
“Kalau stok tahap pertama habis maka menunggu stok tahap 2 dan tahap 3. Tergantung pasokan dari Pertamina Tobelo,” jelasnya.
Sementara itu, warga Subaim Trans mengeluh lantaran sudah 3 bulan ini minyak tanah langka. Warga mengaku antre dari jam 10 malam dan jam 05 pagi hingga jam 5 sore.
Sekadar diketahui, harga eceran (HET) minyak tanah subsidi di Subaim ini dijual dengan harga Rp 6.800 per liter. Menurut Sutrisman harga BBM subsidi jenis minyak tanah ini sudah sesuai dengan HET Pertamina dan edaran Pemerintah daerah kabupaten Halmahera Timur berdasarkan SK bupati.
Sementara harga eceran di kios dan pasar, mita dijual dengan hrga Rp 10.000 hingga Rp 18.000. Warga berharap Pemerintah Kabupaten dan pihak Pertamina secepatnya penambahan stok Mita atau dialihkan gas bersubsidi.
Terkait hal ini, hingga berita ini dipublish, Dinas terkait Pemkab Haltim belum dapat dihubungi. (tim/wmn)