
WARTA MALUT NEWS — Hasil survei pilkada Halmahera Timur (Haltim) yang dirilis Trust Indonesia, pada Sabtu (23/11/2024), mengundang keraguan, karena tidak sesuai konteks terkini. Setidaknya ada dua alasan yang membuat lembaga survei ini kredibilitasnya diragukan.
Kejanggalan pertama bisa dilihat dari prosentase dukungan. Dalam survei tersebut, Trust Indonesia menyebut Ubaid Yakub – Anjas Taher memperoleh 56,3 persen, sementara paslon nomor 01, M. Farrel Adhitama – Hi. Thaib Djalaluddin hanya memperoleh 43,3 persen dukungan.
“Jika ditotal angka keseluruhan hanya 99,6 persen. Ini sangat tidak sesuai dengan angka-angka survei yang harusnya mencapai 100 persen. Kalaupun ada efek pembulatan, maka angkanya bukan 99,6, karena efek pembulatan angkanya plus minus 0,1. Kalaupun itu pemilih yang menentukan pilihan, harusnya juga terbaca dalam survei,” ujar Juru bicara Tim Pemenangan Farrel-Jadi, Muhibu Mandar.
Kejanggalan kedua bisa dilihat dari waktu survei. Sesuai rilis yang ada, survei dilakukan pada 26-30 Oktober 2024, atau berjarak satu bulan dengan waktu dirilis pada 23 November.
“Dari sisi akurasi jelas sangat diragukan. Sebab perubahan dukungan itu bisa terjadi kapan saja, bahkan dalam hitungan jam, apalagi ini sudah sebulan, jelas potret survei sudah kadaluwarsa. Apalagi banyak kampanye akbar yang digelar Farrel-Jadi di bulan November, termasuk debat publik kedua. Efek terhadap dukungan pasti ada,” ucapnya.
Masalah lain adalah soal populasi yang tidak dijabarkan dalam survei. Padahal jumlah populasi menjadi alat ukur untuk menentukan berapa sampel yang akan dipakai.
“Kalau tidak ada data populasi, bagaimana lembaga survei bisa mengambil sampel. Populasi adalah rumus dasar survei. Tanpa itu, survei jelas diragukan akurasinya,” imbuh Muhibu.
Meski demikian, Muhibu mengaku menghargai survei tersebut dan tetap menjadikannya sebagai bahan evaluasi menjelang pencoblosan tanggal 27 November mendatang. (wmn)